abstract
| - Author: soeprijo Published: Sat, 02-Jul-2005... sumber serialsilat.com dan sedang minta ijin Xiong Yao Hua atau lebih dikenal sebagai Gu Long (1937-1985) adalah penulis cerita silat paling terkenal di Taiwan. Keluarganya berasal dari Jiangxi tapi ia sendiri dilahirkan di HongKong, keluarganya kemudian menetap di Taiwan ketika ia berumur 13 tahun. Selama masa kecilnya ia tinggal di kota Ruifang, di pinggiran Taipei dan kemudian berhasil masuk ke sebuah universitas ternama. Ia dikenal selalu membawa buku ke mana-mana, tapi buku yang dibawanya selalu adalah buku hiburan. Ia amat menggemari novel Barat, yang mana kemudian ia mengadopsi gaya penulisan Barat ini menjadi landasan cara ia menulis novel wuxia miliknya. Setelah lulus universitas, hampir semua lulusan terjun ke bidang kerja kecuali Gu Long. Bahkan pada masa ini, sudah timbul sifat pemberontaknya, membuat ia merasa tidak perlu cepat-cepat mencari suatu pekerjaan tetap. Malah kemudian ia kembali ke kota kecilnya untuk menulis dan hidup dalam kehidupan sederhana seperti Tao Yuan Ming (penyair jaman dinasti Han). Jadi ia tidak mencari pekerjaan setelah lulus kuliah bukan karena ia malas tetapi karena ia ingin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menulis. Sebenarnya Gu Long sudah mulai menulis novel pada usia yang amat muda sekitar umur 12 tahun dan mendapat honor pertama kali saat ia berusia 19 tahun. Biasanya tema utama dari sajak dan karangannya selalu bercerita tentang cinta, tapi ia tetap saja tidak bisa mendapatkan nama besar sampai ada seorang temannya menyarankan agar ia menulis novel wuxia. Tidak heran jika dalam novel Gu Long, kisah cinta para tokohnya terasa begitu hidup, mungkin karena terpengaruh gaya penulisan cerita cinta di awal-awal karir Gu Long. Pada awal tahun 60an, ketika Gu Long berusia 23 tahun, ia mulai berkonsentrasi menulis novel wuxia. Saat itu tema silat tengah begitu popular di Hong Kong dan Taiwan dan penulisnya juga banyak sehingga menulis cerita silat adalah suatu hal yang amat kompetitif. Saat itu ada sekitar 100an penulis novel wuxia untuk memenuhi permintaan pembaca cerita silat yang begitu besar. Meskipun kompetisi begitu ketat tapi Gu Long tetap bertekad untuk menulis novel wuxia. Kemudian bersama-sama dengan Chu Qing Yun, Wu Lung Sheng dan Shi Ma Ling, mereka dikenal sebagai empat besar penulis novel wuxia di Taiwan. Gu Long sendiri dikenal mempunyai kepribadian yang agak aneh, yang mana ia hanya mau berbicara dengan mereka yang benar-benar dikenalnya dengan baik. Salah satu sifat jelek Gu Long adalah kebiasaan minumnya yang berlebihan. Reputasinya di bidang penerbitan juga tidak bagus, karena ia selalu meminta honor tinggi di depan tapi gagal memenuhi deadline yang diminta penerbit. Namun para penerbit selalu mau dimanfaatkan Gu Long seperti ini karena mereka takut kehilangan angsa yang bertelur emas. Gu Long sendiri mempunyai kebiasaan merawat kukunya sebelum menulis. Salah seorang temannya mengatakan sebenarnya saat itu Gu Long sedang mereka-reka plot cerita yang hendak ditulisnya. Bahkan kadang-kadang ia tidak menulis di meja tapi malah duduk di lantai dan bersandar pada papan tulis. Gu Long percaya sikap duduk seperti ini akan melancarkan inspirasinya. Ia juga seorang perokok berat, sanggup menghabiskan dua pak rokok hanya dalam semalam. Gaya berpakaian Gu Long juga sama bebasnya dengan gaya tulisannya. Ia lebih suka berpakaian santai dan mengutamakan kenyamanan daripada model. Ia tidak berpakaian untuk siapapun dan hanya untuk kenyamanan sendiri saja. Bahkan kadang ia bertelanjang dada jika sedang berada di rumah. Rumah Gu Long tinggal di Ruifang pada mulanya adalah sebuah rumah sederhana saja, tapi seiring dengan ketenarannya, maka rumah itu berubah menjadi mewah. Ia juga membeli dua apartemen di Taipei, satu untuk keluarganya dan satu untuk dirinya sendiri berkarya. Tapi ia sendiri jarang berada di rumah. Setiap kali ia selesai menulis, ia akan keluar bersenang-senang selama beberapa hari. Ia sering tidur di hotel selama beberapa hari dan tidak pulang ke rumah. Bahkan istrinya pun tidak berdaya mencegahnya. Istrinya tahu jika Gu Long sudah puas maka ia akan pulang ke rumah dengan sendirinya. Kehidupan rumah tangga Gu Long sendiri tidaklah sesukses novelnya. Ia menikah dua kali yang semuanya berakhir dengan perceraian dan memberikannya tiga orang anak dan goresan pedih di hatinya. Sebenarnya penyebab kegagalan pernikahannya tidak lain karena sifat bebas Gu Long sendiri. Ding Qing seorang murid dan sahabatnya pernah berkata bahwa sifat asli Gu Long adalah bebas sehingga tidak cocok dengan kehidupan pernikahan. Meskipun gagal dalam pernikahan, Gu Long tidak pernah kekurangan wanita cantik dalam hidupnya. Hal ini tentu agak mengherankan bagaimana seorang pria berpenampilan sederhana dapat menarik hati begitu banyak wanita cantik. Beberapa orang mengatakan mungkin karena kekayaan Gu Long, tapi Ding Qing yang lebih mengenalnya mengatakan mungkin karisma Gu Longlah yang menarik hati wanita-wanita itu. Meskipun Gu Long tidak dapat hidup tanpa wanita di sisinya, tapi ia sering meninggalkan mereka untuk berkumpul dengan teman-temannya. Dia selalu dapat mencari wanita lain, tapi menurutnya seorang teman baik sulit dicari. Sikap inilah yang membuat banyak wanita membencinya dan menuduhnya tidak serius dengan mereka. Tidak heran jika ia bercerai dua kali dan wanita yang dulu dekat dengannya tidak mau memaafkannya sampai akhir karena menganggap ia berhati kejam. Gu Long yang menikmati ketenaran dalam usia relatif muda, ternyata harus mengakhiri semuanya dalam usia 48 tahun pada tanggal 21 September 1985. Penyebab kematiannya tidak lain adalah alkohol. Gu Long pada akhirnya hidupnya selalu tidak sehat karena terlalu keras bekerja dan selalu banyak minum jika suasana hatinya sedang sedih. Kehidupannya yang suka minum akhirnya membuat tubuhnya rusak dengan pengerasan liver tingkat kronis. Berkat dorongan teman-temannya, Gu Long bersedia tinggal di rumah sakit dan berhasil menghentikan kebiasaan minumnya selama setahun. Jika yang lain minum arak, ia hanya minum teh saja. Tapi bagaimanapun seorang harimau tidak dapat mengubah belangnya. Begitu ia sembuh, kembali Gu Long minum arak, mula-mula sedikit saja kemudian kembali minum dalam jumlah banyak. Kali ini kebiasaan minumnya benar-benar merusak dirinya dan ia kembali masuk rumah sakit dengan liver yang sudah hancur. Gu Long jatuh koma pada tanggal 21 September 1985 dan kata-kata terakhirnya adalah “Mengapa tidak ada teman wanitaku yang datang mengunjungiku?” Pada malam itu pukul 6.06 Gu Long mengakhiri perjalanan hidupnya, meninggalkan dunia ini selamanya. Semua penggemar cerita silat terkejut mendengar berita ini, tidak terkecuali teman-temannya yang amat bersedih ditinggalkan seorang penulis besar seperti Gu Long Tapi, hampir tidak ada satu pun keluarga ataupun mantan istrinya yang hadir pada pemakamannya. Mungkin salah satu penyesalan terbesar Gu Long adalah tidak ada satu pun dari ketiga anaknya yang memakai nama marganya. Yang terbesar tinggal di Taipei, kedua di Amerika dan ketiga masih kecil kala itu berusia 9 tahun. Gu Long kini beristirahat dengan damai di Taipei. Di pemakamannya, teman-temannya menaruh 48 botol XO Brandy yang sudah dibuka di dalam peti matinya, supaya meskipun dalam tidur panjangnya itu, Gu Long tetap dapat menikmati kebiasaannya minum arak. Gu Long tidak pernah mati, karena karyanya tetap hidup bersama kita, terutama kreativitasnya yang telah mencerahkan kita dan membawa kita ke dalam pemikiran baru. Soeprijo: Kisah Hidup Naga Kuno Kategori:Soeprijo
|