abstract
| - Perguruan Angin dan Embun adalah perguruan yang dibangun oleh Petapa Seberang yang awalnya untuk menolong penduduk suatu desa yang terserang kekeringan dan kelaparan akibat kemarau panjang. Perguruan ini tidak bertahan lama, melainkan langsung ditumbangkan oleh Perguruan Atas Angin. Urut-urutan penurunan ilmu adalah:
* Petapa Seberang, seorang petapa dari seberang lautan. Ia datang ke Tanah Tongkat Ditanam Jadi Tanaman untuk merantau dan memperdalam ilmunya.
* Ki Patuh, ia hanya diajarkan Kitab Jaga Kesehatan Tubuh dan Jiwa, dan bukan ilmu kanuraga oleh gurunya Petapa Seberang.
* Ki Setunggal, Ki Duo, Ki Tilu dan Ki Uu merupakan lima murid dari Ki Patuh, yang berarti Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat. Masing-masing memiliki kekhasan arah mata angin timur, selatan, utara, dan barat dengan jurus-jurus Udara, Api, Tanah dan air.
* Ki Makam seorang penjaga makam yang disaat memakamkan Ki Patuh dan keempat orang muridnya, mendapatkan pesan terakhir Ki Tilu untuk menyelamatkan Kitab Jaga Kesehatan dan Jiwa. Ia juga memperoleh operan Tenaga Tanah.
* Ki Tapa murid satu-satunya Ki Makam di akhir hidupnya. Ia diperintahkan untuk membawa kitab-kitab yang dicari Perguruan Atas Angin ke arah timur dan bersembunyai di Rimba Hijau.
* Paras Tampan, Asap, Misbaya, Gentong, Kirani dan si kembar Rintah dan Rantih, adalah murid-murid yang dianggap paling berbakat oleh Ki Tapa, sehingga diperbolehkan untuk terus menuntut ilmu di Rimba Hijau. Murid-murid lain dipulangkan ke Kota Luar Rimba Hijau. Boleh dikatakan bahwa Perguruan Angin dan Embun hanya bertahan pada masa hidup dari Ki Patuh dan keempat murid-muridnya. Ki Makam boleh dikatakan tidak memiliki perguruan silat, sedangkan Ki Tapa tinggal di Rimba Hijau dan tidak membentuk perguruan silat walaupun ia mengambil murid.
|